Dosen BSA Gambarkan Potret Indonesia dalam Catatan Sastrawan Arab di Seminar Internasional

Cirebon, 05 Mei 2025, Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali menyelenggarakan Seminar Internasional pada Senin, 5 Mei 2025, bertempat di lantai 3 Gedung Rektorat UINSSC. Salah satu materi menarik dalam seminar ini disampaikan oleh H. Rijal Mahdi, Lc., MA., dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA), dengan tema “Potret Nusantara dalam Catatan Sastrawan Arab dari 1927–2024.”

Dalam paparannya, Rijal Mahdi menyingkap rekam jejak kehadiran Indonesia atau yang dikenal sebagai Nusantara dalam karya-karya sastra Arab selama hampir satu abad terakhir. Ia memaparkan bahwa sejak 1927, Indonesia sudah menjadi objek representasi budaya dan imajinasi dalam novel-novel berbahasa Arab.

Karya pertama yang diangkat adalah “Fatat Qarut” (Gadis Garut), sebuah novel klasik karya Abdullah Ahmad As-Segaf yang terbit pada 1927. Novel ini menjadi penanda awal ketertarikan sastrawan Arab terhadap Indonesia. Kajian kemudian berlanjut hingga ke novel-novel kontemporer mulai dari sastra drama yang berjudul “Audatul Firdaus” karya Ali Bakatsir, novel “Azra` Jakarta” (Gadis Jakarta) karya Najib Kailani, novel “Ghadan Ansa (besok aku akan melupakannya) karya Amal Muhammad Shata tahun 1980, termasuk Siratul Ghaib, karya Najmah Idris, seorang novelis asal Kuwait yang baru-baru ini menulis tentang Indonesia dalam konteks spiritual dan budaya tahun 2023 lalu.

Menurut Rijal Mahdi, setidaknya dia sudah mengantongi lebih dari 20 novel Arab yang mengisahkan tentang Indonesia, baik secara langsung maupun simbolis. “Melalui karya-karya ini, kita dapat melihat bagaimana pandangan sastrawan Arab terhadap Indonesia berkembang dari eksotisme budaya hingga nilai-nilai spiritual dan sosial yang dikagumi,” ungkapnya.

Seminar ini menjadi upaya penting untuk menggali perspektif budaya lintas bangsa melalui sastra, serta memperkuat identitas Nusantara di panggung literatur global. Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan forum akademik berskala internasional yang menjembatani kajian sastra, budaya, dan sejarah dari berbagai perspektif dunia. (RJL).

Scroll to Top