Pada Senin, 16 September 2024, civitas akademika Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Islamic Cyber University (ICU) atau dikenal juga dengan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar pertemuan daring bersama pimpinan dan dosen Program Studi BSA UIN Alauddin Makassar. Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya kolaborasi antar kedua institusi dalam rangka memperkuat sinergi akademik, khususnya dalam pelaksanaan perkuliahan berbasis Learning Management System (LMS).
Kegiatan yang dilangsungkan pada momen libur nasional ini tetap disambut antusias oleh seluruh peserta, mengingat pentingnya pertemuan tersebut dalam membahas teknis pelaksanaan perkuliahan kolaboratif di semester ganjil tahun akademik 2024/2025. Terdapat tiga mata kuliah yang akan diuji coba dalam kolaborasi ini, yaitu At-Tarjamah At-Tatbiqiyah, Ilmu Bayan, dan Al-‘Arud Wa Al-Qowafi. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan prodi BSA ICU Syekh Nurjati Cirebon ke UIN Alauddin Makassar pada bulan Juli 2024, di mana kedua pihak telah sepakat untuk memperkuat kerja sama akademik lintas perguruan tinggi.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi BSA ICU Syekh Nurjati Cirebon, Maman Dzul Iman, MA menegaskan bahwa dunia pendidikan saat ini bukan lagi ajang kompetisi, tetapi kolaborasi. Ia menekankan pentingnya semangat kebersamaan dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui sinergi antar lembaga. “Kecenderungan global saat ini bukan lagi berkompetisi, melainkan berkolaborasi, dan melalui kolaborasi kita bisa menciptakan pengalaman belajar yang lebih komprehensif bagi mahasiswa,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ketua Program Studi BSA UIN Alauddin Makassar, Dr. Baso Pallawagau. Lc juga menyampaikan harapannya terhadap kolaborasi ini. Ia menyebut bahwa perkuliahan kolaboratif berbasis LMS dapat menjadi solusi untuk pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Kolaborasi ini bukan hanya menjadi alternatif pembelajaran di era digital, tetapi juga berpotensi menjadi model pembelajaran kolaboratif masa depan. Kami berharap ini menjadi titik awal yang akan terus berkembang,” tuturnya.
Dalam pertemuan ini, kedua pihak sepakat bahwa langkah awal yang akan dilakukan adalah penyelarasan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk setiap mata kuliah oleh dosen pengampu dari kedua institusi. Penyelarasan ini diharapkan selesai dalam waktu sepekan ke depan. Setelah itu, tahap berikutnya adalah penyiapan perangkat Learning Management System (LMS) yang akan menjadi platform pembelajaran utama bagi mahasiswa dari kedua prodi. Pengisian materi serta pembagian kelas juga menjadi bagian penting dari persiapan ini, guna memastikan perkuliahan berjalan lancar dan terstruktur.
Lebih jauh lagi, kerja sama akademik ini tidak hanya akan terbatas pada pelaksanaan perkuliahan kolaboratif. Kedua prodi juga merencanakan berbagai kegiatan kolaboratif lainnya, seperti pengujian skripsi dengan melibatkan dosen sebagai penguji tamu dari masing-masing perguruan tinggi, seminar bersama, serta penulisan dan publikasi ilmiah kolaboratif. Semua ini diharapkan mampu memperkaya pengalaman akademik bagi mahasiswa dan meningkatkan kualitas penelitian serta pengajaran di kedua institusi.
Dengan semangat kolaboratif yang kuat, pertemuan daring ini diharapkan menjadi landasan bagi terciptanya ekosistem pembelajaran yang lebih inklusif dan inovatif. Kolaborasi akademik seperti ini tidak hanya akan memberikan manfaat langsung kepada mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antar perguruan tinggi di tingkat nasional, menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat bertransformasi di era digital.