Selasa, 9/3/2021. salah satu tim penilai perubahan status kelembagaan dari Kementerian Agama berkenan mengunjungi dan melihat langsung proses pembelajaran bebasis LMS (learning management System) yang ada di Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA), hadir mengecek langsung adalah bapak Dr H Nur Arifin M.Pd. yang juga menjabat sebagai Inspektur Wilayah II Inspektorat Jenderal Kementerian Agama. Turut hadir mendampingi Dr. Kartimi, M.Si, Wakil Rektor II bidang admistrasi umum, Dekan Fakultas Ushuluddin Arab dan Dakwah (FUAD) beserta para wakil dekan, Ketua lembaga penjamin mutu IAIN Syekh Nurjati.
Penunjukan Jurusan BSA sebagai asesi dalam kegiatan visitasi peralihan status kelembagaan menuju Universitas Islam berbasis Siber berdasarkan surat tugas yang datang dari lembaga penjamin mutu (LPM) IAIN Syekh Nurjati. Alasan penunjukkan ini bukan tanpa sebab, menurut Dr. Ayus Ahmad Yusuf, SE., M.Si selaku Ketua LPM :
Jurusan BSA dinilai memiliki kecukupan unsur sebagai sebagai unit yang telah menjalankan sistem pembelajaran daring terpadu. dalam visitasi ini ada poin yang cukup krusial menjadi penilaian selain kecukupan sarana dan prasarana sebagai universitas adalah proses pembelajaran jarak jauh yang terpadu sebagai cikal bakal cyber university, dan BSA memiliki itu.
Kegiatan yang berlangsung kurang dari 20 menit ini berjalan lancar dan alamiah, Asessor melakukan interview langsung kepada dosen yang saat bersamaan sedang melakukan perkuliahan daring di kubik mengajar atau teaching space, ruang pengajaran yang disediakan oleh jurusan khusus bagai dosen BSA yang hendak mengajar dengan tatapmuka secara daring. Adalah Wulandari, M.Hum dosen yang menjadi informan terkait LMS, secara lugas ia menjelaskan fungsi fitur-fitur LMS mulai dari Presensi daring, Materi, forum diskusi hingga telekonprens.
Dr. Kartimi, M.Si mengapresiasi atas kinerja dan kesiapan jurusan BSA dalam menyiapkan diri selama proses visitasi dan mengharapkan peningkatan dan konsistensi penerapan LMS. Pengunaan LMS tidak hanya di masa pandemi saja dapat berlanjut di masa normal sehingga menjadi alternatif pembelajaran yang adaptif di era digital.
