
BSA- Bahasa dan Sastra Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar perhelatan Studium General yang bertemakan “Dimensi Metodologis; Sastra, Ilmu Sosial dan Humaniora”. Acara ini merupakan salah satu rangkaian yang sengaja didesain untuk meningkatkan wawasan keilmuan bagi civitas akademika, tak terkecuali dosen dan mahasiswanya.
Acara yang digelar pada hari Senin, 16 April 2018 ini berjalan dengan sukses dan mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari seluruh pihak. Maka, tak heran jika acara ini berhasil menjaring lebih dari 160 peserta Studium General yang berasal dari Fakultas UAD dan FITK khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Acara yang dihelat di Auditorium Fakultas UAD IAIN SNJ Cirebon Lantai 4 ini menghadirkan Prof. Dr. H. Sukron Kamil, MA yang merupakan seorang guru besar dalam bidang bahasa/sastra banding sekaligus juga sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam sambutannya, Dr. Hajam, M.Ag selaku Dekan FUAD menyampaikan bahwa munculnya sastra tidak lepas dari kondisi sosial politik dan keagamaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga sastra menjadi kajian yang sangat penting dalam pengkajian teks-teks Al-Qur’an. Karena hal itu, beliau menyerukan kepada seluruh mahasiswa dan jajaran dosen untuk lebih bersemangat dalam meningkatkan kajian ilmiah seputar bahasa dan sastra.
Setelah sambutan sekaligus pembukaan acara Studium General yang dipimpin oleh Dekan FUAD selesai dilaksanakan. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dan diskusi melalui sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, para peserta terlihat sangat antusias untuk mengajukan pertanyaan kepada narasumber, hingga acara ini harus ditutup oleh moderator karena waktu sudah habis. Sebagai penutup, narasumber menyampaikan closing statement sebagai berikut:
“Jurusan BSA tidak sekedar mempelajari bahasa dan sastra. Tetapi lebih luas lagi. Alasannya adalah agar BSA tidak hanya dipandang dari sisi normatifnya saja. Melainkan juga dari sisi metode dan pendekatan terbaik untuk memahami fenomena politik, sosial, keagamaan dan lainnya. Tanpa melepaskan diri dari makna literer teks maupun konteks didalamnya. Baik secara interdisipliner maupun multidisiplin ilmu lainnya”.